Bur Telege

Desember menjadi bulan penghujung tahun yang dalam hidup kecil saya adalah memasang pohon natal, latihan natal, dan menikmati lagu-lagu natal. Sampai saat ini, pulang adalah suatu kemewahan. Betapa sangat jarang saya pulang ke kota kelahiran saya. Entahlah, apakah saya harus membuat keberuntungan-keberuntungan kecil untuk dapat pulang.

Biasanya, momen pulang saya manfaatkan untuk keliling. Kalau dulu masih anak-anak harus ikut jadwal orang tua. Kalau sekarang, saya sudah tua. Bedanya hanya itu. Hahaha. Tempat yang saya datangi di atas namanya Bur (bahasa gayo: gunung) Telege, memanfaatkan libur sabtu minggu saya melipir dari Medan bersama rekan sekerja. Saya yakin, tak akan pernah lagi ada yang bawa mereka ke sana selain saya. Dari tempat itu terlihat pemandangan Danau Laut Tawar yang indah (foto menyusul). Namun sayangnya, tempat wisata di kota saya belum dikelola profesional seperti halnya di Pulau Jawa. Plus, infrastruktur seperti hotel, sewa mobil, jasa tour guide belum terstandar. Jadi memang lebih banyak mengandalkan teman atau orang dekat yang tahu jalan.

Ini foto tahun 2017. Anggaplah ini saya sedang menjadi duta pariwisata Kabupaten Aceh Tengah, barangkali ada netizen yang nyasar dari google.

Suatu saat saya akan ke sana lagi. Semoga