Cerita Jumat

Sebentar tadi melihat tayangan televisi, nggak nyangka per hari ini jumlah kasus positif Covid19 di Indonesia sudah menyentuh angka 40ribuan kasus. Hanya dalam dua minggu meningkat 10.000 kasus. Seperti yang beredar di media diskusi, bahwa angka yang terumumkan itupun masih belum valid. atau dalam artian angka sebenarnya lebih besar lagi. Pertanyaannya selanjutnya mengenai data itu adalah dimana itu terjadi, usia berapa? apa profesinya? kapan diduga tertular? dan dimana dirawat? serta pertanyaan-pertanyaan lainnya. Lagi-lagi jurubicara mengatakan agar masyarakat selalu waspada, taat pada protokol, dan seterusnya. Namun, edukasi mengenai makna data itu sendiri, entahlah. Keputusan yang dibuat juga apakah berdasarkan data, atau semata kepentingan agar ekonomi berjalan lagi? saya kira ahli kebijakan publik paham betul betapa sulitnya meniti buih dalam situasi seperti ini.

Selama dua minggu inipun, undangan meeting atau webinar banyak masuk dan berseliweran terutama di aplikasi percakapan. Ada yang memang terkait kerjaan, ada yang komunitas, ada yang reunian, dan macam-macam. Dan tampaknya saya mulai jenuh. Kalau tidak penting-penting amat, akan saya matikan. Jujur, sangat membantu dalam tranfer pengetahuan dengan efisien, namun tetap saja pada tahapan implementasi, tidak semudah yang didiskusikan. Namun itulah ikhtiar, itulah cara merespon situasi yang sulit, itulah cara untuk bertahan. Jangan tanya lagi sampai kapan. Selintas ada notifikasi dari Google ke saya bahwa saya sudah mendaftar online course namun tidak pernah “datang”. Akhirnya saya mengeklik tautan yang diberikan dan mengikuti video demi video serta harus menjawab quiz dengan nilai minimal 80%. Sebetulnya mengasyikkan, karena tutorial yang diberikan sangat sistematis dan menyegarkan. Mungkin bila dibandingkan dengan video meeting Zoom atau platform lainnya secara live, tidak bisa kemana-mana selain di depan layar. Atau kalau merasa kurang jelas, saya stop videonya dan mengulang kembali pada bagian yang tidak saya mengerti. Hasilnya ini:

Yah paling tidak selesai. Sebetulnya masih ada sekian lagi online course yang sudah saya daftar, tapi jalan di tempat. Lagi-lagi soal waktu prioritas. Seperti kata Frank Zappa: So many books, so little time. Sebuah jurnal tahun 2016 membahas soal ini:

Demikian juga course seperti ini, ada ratusan bahkan ribuan di dunia virtual ini, tapi lagi-lagi soal waktu tekanan. Tapi ada yang membedakan antara webinar live dengan course, yaitu minimal ada animasi, dan musik. Mungkin selaras dengan yang dikatakan beliau juga

“Without music to decorate it, time is just a bunch of boring production deadlines or dates by which bills must be paid.”

― Frank Zappa

Musik. Musik menjadi penghubung antara hiperrealita dan kenyataan, bahkan lebih dari itu: penghibur. Maka terpujilah ia yang menghadirkan musik di ruang-ruang dengar orang yang bosan dan kesepian.

Sudutmeja,190620