Dirgahayu

Bagaimana memaknai hari ulang tahun Indonesia tahun ini? saya sempat terharu menyaksikan petugas pengibar bendera hanya tiga orang! Indriani, petugas yang membawa bendera, Saya tak ingat namanya lengkap, dari Aceh. Suasana upacara di istana negara tidak ada kesan megah, semua wajah bertutupkan masker dan sangat berjarak! Kali ini upacara dengan suasana tidak ada gagah-gagahnya. Setahun lalu saya masih berupacara di lapangan stasiun Tanjungkarang, tahun ini di depan layar laptop. Suasana lapangan dan dunia maya terasa sangat berbeda. Terasa sekali.

Satu hal yang patut diingat. Proklamasi Indonesia lahir dari kengototan anak muda Indonesia. Jepang menyerah sudah tersiar kabarnya, hanya belum viral. Golongan tua ingin menunggu pernyataan sikap Jepang, golongan muda minta kejelasan sikap pemimpin Indonesia. Duarrrrrrrrr. Tanggal 17 Agustus menjadi tonggak pernyataan Indonesia sebagai negara geopolitik.

Tujuh puluh lima. Dengan segala persoalannya, terlebih Kor Ona Faires. Pergumulan bangsa yang terus berproses, berubah, menandakan adanya kehidupan. Presiden yang memakai baju tradisional adat Timor Tengah Selatan, NTT seraya menyindir saya, sudahkah saya mengenal Indonesia? sudah seberapa jauh langkah saya mengetahui daerah serta budaya Indonesia yang gilak banyaknya? berapa persen? cukup sampai akhir usia jika dijalani?

Semoga Tuhan mendengar kegelisahan ini.

Dirgahayu Indonesia!

Dari sebuah warung pinggir jalan di Dago, 17 Agustus 2020.