Jurnal Fotopuisi #3: Orang-orang yang berjalan

Lokasi: halaman Universitas HKBP Nommensen, Medan.

Orang-orang yang berjalan

.

Hidup adalah permainan layang-layang
Demikian Kuntowijoyo
meracik kata dalam cerpen

“Dilarang mencintai bunga-bunga”
orang-orang berjalan
mengikuti langkah kaki
setia pada degup jantung
juga suara hati.

orang-orang berjalan
mencari penghidupan
karena tak ingin mati
apalagi hidup sia sia

Lihatlah, langit melengkungkan cahaya
pepohonan rimbun menghimpun udara
Burung burung bertasbih
dengan cinta dari Sang Maha Welas Asih

orang orang tetap berjalan
sesekali diam sejenak
dalam perhentian
berhitung kekuatan
bersitahan melawan kecemasan

orang orang terus memilih berjalan
karena roda zaman tak kenal ampun
menggilas siapa saja yang lemah
dan mudah mengucap selamat tinggal
lalu orang orang berlari mengejar
bayangannya sendiri
tak henti-henti.
Hingga lelah ia khidmati

Maka kembalilah orang orang yang berjalan itu
berkontempasi dalam ruang kosong
ruang kontemplasi
Tempat orang-orang pulang.

Manakala telah lelah dan jemu
mengerti hidup
tempat bicara
manakala dunia sudah bosan
dengan kata kata

Dan orang-orang melanjutkan perjalanan
dalam satu ayunan kaki
dalam rute menuju sekaligus pulang
menjemput waktu
pada ujung kehidupan.

Kota Intan, 201017

(foto diambil dari halaman Univ HKBP Nommensen Medan)

Foto: Helvry