Lima tips waras bersosial dalam grup chat Whatsapp

sumber gambar: dari mesin pencari Google.com

Seiring berkembangnya teknologi informasi, aplikasi percakapan secara online makin berkembang. Anda yang dulunya pengguna yahoo messenger rasanya tidak akan setia lagi dengan aplikasi tersebut sampai sekarang, karena……ya karena zamannya berubah. Anda tidak perlu repot-repot ke PC lalu login, dan menyapa teman-teman Anda yang sedang terlihat online. Sekarang, sepertinya sangat sedikit ponsel yang tidak terhubung ke internet. Aplikasi percakapan seperti Whatsapp sangat populer diunduh dan dipasang di telepon genggam.

Gratis.

Cepat.

Tak perlu persetujuan pertemanan.

Dan, dampaknya adalah terhubungnya Anda dengan puluhan bahkan ratusan kontak di ponsel yang dapat diajak chat. Termasuk suka atau tidak suka juga terhubung dengan suatu grup chat, baik itu grup alumni TK, satu RT, satu gang, gang warung kopi, tetangga sebelahan meja, pecinta kopi pahit, pemburu buku usang, penggemar awan dan hujan, pecinta koran bekas, pehobi jalan kaki, dan macam-macam. Obrolan dalam grup walaupun sudah diberi embel-embel seperti itupun kadangkala tidak punya topik yang spesifik. Obrolan bisa saja meluas dari mulai harga cabe yang meningkat tajam, tentang genangan air semata kaki Ultraman, atau menanggapi berita-berita di media komersial (bukan sosial yeee). Hal ini menandakan bahwa grup-grup percakapan tadi memang mengalir secara natural  dan memang tidak dapat dihindari bahwa semua penghuni grup nyaman atau senang dengan suatu pendapat atau komentar atas suatu topik, karena memang itulah konsekuensi hidup (tsaaaah). Saya akan memberikan tips versi saya untuk menghindari terjadinya terbawa perasaan atau istilah anakmudanya baper dalam suatu grup percakapan Whatsapp agar Anda tetap waras:

1.  Bijak dalam membagi sebuah artikel atau tautan berita

seyogyanya Anda menyadari dua hal dalam membagi berita yaitu pertama tidak semua orang suka untuk mencari tahu kebenaran suatu berita atau tulisan dan kedua, tidak semua artikel atau berita itu isinya bertanggung jawab, dalam artian memang sudah dituliskan dengan kaidah menulis dan didukung dengan fakta dan data yang valid. Dampaknya, bila Anda sendiri langsung membagi atau meneruskan suatu artikel atau berita (yang belum tentu benar) kepada orang lain, Anda turut berkontribusi memberikan kesesatan informasi.

2. Tidak terpancing atau tersulut emosi atas komentar kawan grup

Kadangkala ada topik sensitif yang dibahas. Tidak bisa terhindarkan bahwa saking mengalirnya suatu obrolan bisa saja berbelok tiba-tiba dan komentar yang diberikan oleh kawan-kawan grup bisa cukup deras dan kontroversi. Anda tidak perlu merespon secara emosional di grup tersebut. Dibawa santai saja, siapa tau teman-teman Anda sedang belajar cara untuk mengemukakan pendapat.

3. Matikan autounduh citra atau gambar di Whatsapp

Suatu gambar bisa mewakili seribu kata. Namun, kekreatifan pengeditan foto yang terlalu berlebihan kadangkala mengganggu Anda juga, apalagi cenderung mengolok-olok. Sebagian beranggapan seru-seruan, sebagian beranggapan berlebihan. Ada dua keuntungan dengan mematikan pengunduhan gambar secara otomatis di Whatsapp. pertama menghemat kuota data dan kapasitas memori ponsel. Kedua, Anda diberi kesempatan untuk memilih gambar yang Anda mau. Anda perlu berdaulat juga atas gambar atau citra yang Anda anggap perlu dan penting.

4. Bersihkan atau arsipkan chat

Salah satu cara biar nggak kepancing baca-baca percakapan nggak penting di grup adalah dengan mengarsipkan dan mengemailkannya. Anda tidak punya cukup waktu untuk membacanya satu-satu toh..Lagipula chat yang sudah panjang mengakibatkan ponsel menjadi lambat.

5. Left grup

Daripada pusing-pusing dengar suara notifikasi chat dari grup atau pesannya yang sudah sampai ribuan, lebih baik tinggalkan saja. Anda tidak akan dipermasalahkan dengan hal itu. Intinya merdeka memilih yang terbaik buat kewarasan Anda.

Comments are closed.