New deal

Sekali-sekali sarapan berkualitas tinggi, biar kuat imunitas pikirannya. Tidak mudah lemah. Tan Malaka, nama yang nyaris terlupa. Memeringati hari lahirnya ke 123 tahun. Perihal new normal sudah dikemukakan Tan Malaka dalam tulisannya ini, dalam bahasanya: new deal, meski dalam konteks politik-ekonomi tahun 1946, nuansanya tetap sama dengan tahun 2020. Ia tidak menyukai glorifikasi negeri Eropa yang dalam pandangannya rakus dan egois, tetapi membela Asia Afrika yang dikangkangi Eropa. Ramalannya jitu, berdasarkan situasi politik saat itu, bandingkan dengan situasi sekarang. Stasiun Manggarai juga disebutkannya dalam tulisan ini, ketika ia melihat lokomotif tertulis AMSTERDAM, ternyata made in Manchester. Belanda pada dasarnya negeri pertanian yang saat itu memang berkepentingan berdagang hasil tani ke Eropa dengan menguasai tanah koloni dari hulu ke hilir. Ilmu Belanda di bidang industri, masih kalah di bawah Amerika atau Inggris. Indonesia, memang sengaja tidak diberi kesempatan untuk maju oleh Belanda. Bagaimana dengan saat ini, apakah kita bersepakat dengan new deal yang nyaris tidak memedulikan masa lalu?

Hari depan kita adalah bergantung kepada keadaan sekarang. Seterusnya pula, keadaan sekarang berseluk beluk dengan keadaan lampau.

Tan Malaka.