Piano dan Soprano

8 agustus 2007
pada hari ini pemilihan kepala daerah dki jakarta, aku tidak mau tahu siapa yang akan menjadi pemenang. karena memang gak milih juga sih.
malamnya nonton konser–menurut si yang punya acara, ananda sukarlan lebih tepat launching album baru–. Binu Sukaman, soprano dan Ananda Sukarlan berkolaborasi menghasilkan suat karya seni indah.
Posisi yang kami ambil cukup strategis, karena bisa melihat langsung tangan ananda menari-nari di atas piano. Duduk di posisi ketiga dari depan cukup pas lah rasanya, apalagi dua bangku di depanku duduk miranda gultom dan suaminya. Sayang, aku nggak ambil foto bareng beliau. Kapan lagi foto dengan deputi senior BI gitu loh, ha..ha…

ananda menamakan musik seriosa itu sebagai musik sastra, karena bukan berarti musik di luar seriosa misal jazz, itu nggak serius. namun kalau dikategorikan musik klasik juga tidak tepat, karena musik klasik dikarang oleh komposer yang sudah meninggal. sementara musik seriosa bisa jadi dari puisi, sajak yang baru dibuat musik iringannya dibuat kemudian oleh komposer saat ini.

disamping itu, menurutku menghadirkan si pencipta sajak, puisi, atau lagu yang dibawa oleh binu sukaman adalah suatu hal yang sangat menarik, dimana kita bisa sedikit mengetahui latar belakang penulisan karya tersebut. karya yang pertama adalah karya alm.mochtar embut yang berjudul setitik embun. menurut penuturan adiknya,  kakaknya pada saat itu baru bangun pagi, dan sedang “fall in love”. lokasi embun pagi itu di daerah ciawi, bogor. alm mochtar sendiri berumur 17 tahun saat itu, dan pada usia 35 tahun meninggal dunia. yang kedua yaitu sajak karya ws rendra, yang bertemakan tentang cinta. penuturan ws rendra sendiri padaa saat itu dia juga merasakan yang namanya jatuh cinta (kepada istrinya sekarang). dengan teman-temannya dulu (yang aku ingat cuma umar kayam), menulis sajak di majalah gajah mada. teman-temannya banyak yang sudah meninggal, dan dia berharap bisa bertemu di surga dengan teman-temannya tersebut (wah..terus jauh kali pemikirannya). yang ketiga karya trisuci kamal, yaitu kepadamu bunda, yang dikarang pada taun 1974, 7 tahun setelah ibunya trisuci kamal meninggal. yang keempat wanita, karya ismail marzuki. satu-sartunya lagu yang aku kenal dari semua yang dinyanyikan oleh binu adalaha lagu wanita ini. yang aku tahu sebelumnya dinyanyikan oleh harvey malaiholo. yang memberikan testimoni adalah putri tunggal ismail marzuki sendiri. sayang aku lupa namanya, habis aku nggak bawa buku catatan sih, beda ama wartawan yang duduknya dekatku. pada saat usia 8 tahun, ayahnya, ismail marzuki meninggal. menurut penuturannya, ayahnya adalah komponis yang komplit. mulai dari lagu keroncong, lagu seriosa, lagu wajib nasional juga dibuat oleh ayahnya. barangkali tidak terlalu banyak kesan yang diingat, karena memang sampai usia 8 tahun belum begitu banyak yang diingat. yang terakhir adalah puisi yang dibuat oleh ilham malayu, berjudul kama. saat itu dia ada di penjara tahun 1984 (5 bulan setelah divonis dalam kasus narkoba di thailand). saaat itu dalam kamar ukuran 3×4 diisi sekitar  30an orang, dia melihat ada bulan purnama di jendela, padahal sudah subuh. dan ia teringat dengan anaknya yang masih berusia 5 tahun.

sejauh ini pemhamanku terhadap musik dan sastra maasih sedikit, terutama yang sudah berkaitan dengan karya seni kelas tinggi. sewaktu melihut binu menyanyikan lagu2 itu semua, yang muncul dalam benakku, berapa lama waktu dia habiskan untuk berlatih menyanyikan lagu-lagu tersebut, trus bagaimana menggabungkannya dengan ananda sukarlan. wah…..pastinya sangat berat latihannya.

tapi memang ada enaknya sih kalau kita sudah pernah mendengar sebelumnya, sehingga pas nonton konsernya terasa sangat “menggigit” gitu. walaupun begitu aku sangat menikmatinya kok, palingg nggak dapat tandatangan binu sukaman dan ananda sukarlan. sayang nggak bisa foto bareng, kameraku nggak bisa diajak kompromi.

sekian.

Comments are closed.