Sapaan di sore hari

Sore ini menjadi hari terakhir bekerja di Bulan Januari 2009. Tidak terasa, satu bulan di Tahun 2009 telah berlalu. Sebenarnya saya sangat mengantuk karena cuma tidur 1,5 jam tadi pagi karena memperbaiki laptop yang terserang semacam virus. Pasalnya, saya membutuhkan data yang ada di dalamnya untuk dikerjakan hari ini. Syukurnya, permasalahan serupa banyak dialami oleh para pengguna di seantero dunia. Dengan salah satu tips dari blog seseorang, akhirnya saya dapat memperbaikinya dengan sukses. Satu pengalaman bertambah.

Hal kedua, sebelum saya memposting ini, dengan beberapa teman seruangan sedang membahas bagaimana membuat indeks kertas kerja yang sistematis, paling tidak yang membacanya tidak mengalami kebingungan dan ketersesatan informasi akibat tidak terselenggaranya dengan baik pengadministrasian kertas kerja. Akhirnya saya baru menyadari bahwa sebenarnya jauh lebih rumit merencanakan dibanding mengerjakan. Dengan kata lain, pada dasarnya orang akan lebih susah melakukan perencanaan dibanding pelaksanaan. Kenapa? karena kita memiliki visi. Lalu apa hubungannya? Pada suatu kesempatan ketika saya mengikuti sebuah workshop audit kinerja, saya baru bisa menyadari bahwa apa yang saya lakukan dalam pekerjaan acapkali tanpa perencanaan yang matang. Selama ini, perencanaan itu hanyalah simbol-simbol supaya terkesan sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen, Planning-Actuating-Controlling. Sederhana benar konsepnya, tapi rumit sekali dalam pengejawantahannya dalam suatu kegiatan yang lebih spesifik. Apalagi, kita seringkali tidak sadar seberapa besar seharusnya porsi masing-masing tahapan itu, 40-40-20, 40-30-20, atau lain sebagainya. Dalam hal ini, saya salut dengan para bule-bule yang ada di luar negeri sana, mereka sangat terencana, dan sangat teratur. Dalam pekerjaan audit misalnya, mereka mengalokasikan waktu 75% untuk perencanaan dan selebihnya untuk pelaksanaan dan monitoring. Bandingkan dengan saya, wahh jauh panggang dari api.

Ternyata masalah-masalah di atas, bukannya terkait dengan masalah pekerjaan saya saja. Termasuk juga buat diri saya sendiri. Dari dulu sudah sering diingatkan oleh orangtua, kalau pelajaran bahasa inggris itu penting, pesan orangtua supaya kalau bisa jangan ketinggalan. Kenyataan, saya banyak tidak ikut kesempatan dalam pengembangan diri saya karena main constraint-nya adalah kendala semantik itu, hahahaha. Saya juga tidak mau ngeles dengan alasan, MANUSIA MERENCANAKAN, TUHAN YANG MENENTUKAN. Terlalu mencari pembenaran diri itu namanya, hahaha..

Oklah..saya pinginnya mau nyambung tulisan ini, tapi berhubung godaan untuk pulang lebih besar, apalagi ini hari Jumat gitu loh..

Comments are closed.