Tuhan yang kaya, Hiburkan kami dengan cerita. Meski tubuh kami kuat, namun jiwa kami lapar. Terima kasih ya Tuhan, buat tangan-tangan yang menyediakan makanan ini. Berkati juga tangan kami agar dapat kami gunakan dan berguna. Amin.
Tag: fotopuisi
Obrolan pagi
Nak, Hidup kita sebetulnya singkat. Sangat-sangat singkat. Apa yang membuatmu bertambah umur, bukanlah karena ucapan selamat. Tetapi di dalam dirimu, yang menghitung periode singkat itu dengan makna. Semoga panjang perjalananmu. Salam.
Februarain #6
Photo by Humas Daop 1 Jakarta Gerusan meluluhkan keangkuhan roda besi. Demikian juga jarak tak lagi menjadi perjumpaan. Aku tak jadi datang. Katamu.
Februarain #1
Almanak
Januari akan berakhir. Artinya seperduabelas tahun baru telah berlalu. Menjelang usia baru, supaya terus memperpanjang usia harapan. Mencoba mengulur waktu tunggu dengan memberi keabadian pada kenyataan. Meski boleh jadi, harapan itupun tak jadi nyata. ~HWS28012021~
Jurnal Fotopuisi #8 Percakapan di Ruang Senja
Percakapan di Ruang Senja Barangkali ini adalah catatan yang menggenapi hari dengan tapak perjalanan dalam waktu yang fana takkan ada pesta perayaan kali ini karena beribu hari aku gagal mengeja peristiwa kemarin aku memahaminya melalui senja yang tenggelam dibatas kota untuk apa ada pesta perayaan kali ini? jika sepanjang hari kita bernyanyi-menangis bergembira-bersedih bersama angin … Continue reading Jurnal Fotopuisi #8 Percakapan di Ruang Senja
Jurnal Fotopuisi #7 Yang Tak Terucapkan
Yang Tak terucapkan gemuruh angin membawa kabar tentang perempuan yang memanggul salib hidupnya ia menyeret langkahnya pada pusara takdir dalam sergapan karnaval luka Berkali-kali ia menolak cuaca yang bosan mengabarkannya melalui orkestra air hujan membawanya hanyut hingga ia terdampar dalam kubangan duka beribu kali menolak dingin udara namun kulitnya menerima perih karena dingin yang menusuk … Continue reading Jurnal Fotopuisi #7 Yang Tak Terucapkan
Jurnal Fotopuisi #6 Doa di Padang Ilalang
*Doa di Padang Ilalang* . Telah ku panggul salibku dalam merenda hari depan, Meski ku terseok-seok dan selalu harus pulang pada tembok ratapan. . Tak ada yang mampu memastikan bahwa rindu dan cinta tak mungkin lekang, termasuk pula oleh kenangan. Tak ada yang sanggup memastikan bahwa hari esok hanya dipenuhi oleh kebahagiaan; itu tak mungkin … Continue reading Jurnal Fotopuisi #6 Doa di Padang Ilalang
Jurnal Fotopuisi #5: Tak ada Tempat (lagi) Bagi Kehilangan
*Tak ada Tempat (lagi) Bagi Kehilangan* Telah kujelajahi banyak tanah tempat manusia mengarungi hidup, tempat rindu dendamnya berkubang. . Jejak tanah basah antara Parapat dan pulau Samosir bentang alam Danau Toba kulewati dalam karnaval ingatan Berjejer deretan waktu terus mengulang-ulang rinduku yang luka ingatan itu tiba di poros langit mengadu tentang luka rindu yang berkali … Continue reading Jurnal Fotopuisi #5: Tak ada Tempat (lagi) Bagi Kehilangan
Jurnal Fotopuisi #4 Matahari Terbit dari Takengon
Matahari Terbit dari Takengon Hangat sinar mentari mendekap udara yang dingin Awan berbisik mesra dengan gumpalan menari-nari dipelupuk mata Pagi itu tibalah sebuah pesan darimu, kekasih. Pesanmu adalah nasihat bijak bagi hidup yang kita aliri cinta yang dihidupi batas harapan dan kenyataan yang harus dikhidmati Pesanmu menyitir Coelho dari Sang Alkemis; "jika engkau mendambakan sesuatu, … Continue reading Jurnal Fotopuisi #4 Matahari Terbit dari Takengon