Tiga gubernur

Di suatu kota ada tiga orang gubernur. Gubernur yang pertama terkenal sebagai pemimpin lembaga yang mengatur stabilitas moneter negeri ini. Gubernur yang kedua terkenal karena memiliki kuasa untuk mengatur sebuah kota yang paling sibuk di nusantara. Gubernur yang ketiga tidak begitu terkenal karena jarang tampil atau memang kurang begitu terkenal di masyarakat atau lembaga yang dipimpinnya kurang begitu populer. Tentunya Anda tahu siapa saja yang dimaksud dengan tiga gubernur itu bukan?

Saya hanya ingin membahas gubernur yang kedua. Perhatikanlah sudu-sudut jalan kota. Banyak sekali billboard berukuran besar yang memajang foto dirinya. Temanya bermacam-macam. Ada foto beliau yang bertema mengucapkan selamat idul fitri, ada yang menghimbau untuk membayar pajak daerah, ada yang mengucapkan dirgahayu republik tercinta, dan billboard-billboard lain yang memajang wajah sang gubernur dengan dibungkus tema yang berbeda-beda.

Bukan apa-apa,saya bukannya iri. Kalau saya mau pamer, saya juga bisa memajang foto diri saya di facebook atau multiply ini. Tapi siapa saya gitu loh…Yang bikin saya kurang simpati adalah banyaknya fotonya yang beredar di jalan-jalan protokol tidak menggambarkan kinerjanya yang prima.Lihat saja, jalur busway dari Tomang sampai ke Cawang belum juga digunakan. Sementara separator busway yang telah dibuat sebelumnya telah menjadi predator, dimana adik saya telah menjadi salah satu korbannya, dan syukurnya tidak parah. Dimana proyek Jakarta Monorail? yang dulu digembar-gemborkan sebagai salah satu solusi mengatasi kemacetan Jakarta yang semakin parah.

Ah..saya tidak mau berkonspirasi dengan mengeluarkan hipotesa yang tidak punya dasar sama sekali. Tapi sebagai warga, saya sendiri merasa ada semacam bentuk komunikasi populer untuk memperkenalkan siapa sebenarnya pemimpin di yang paling berpengaruh…Tapi buat apa sih jika memang pelayanan publik masih payah? jalan masih banyak yang berlubang, ngurus KTP susahnya minta ampun..ah lebih baik saya tetap waspada karena roda zaman menggilas kita kata penyair Ebiet G Ade.

**posting dini hari sebelum tidur**


Comments are closed.