Menerima (Terinspirasi tulisan Samuel Mulia)

seperti minggu-minggu biasanya,  rubrik yang saya senangi di kompas minggu adalah parodi-nya Samuel Mulia. Tulisannya tidak membutuhkan energi  dan konsentrasi yang berat dalam mencernanya. Seringkali hal-hal yang tampaknya biasa bagi kita, diolah dan diramu lewat permenungan dan refleksi  oleh Samuel Mulia menjadi tulisan yang bagus.

Image

 Judul tulisan minggu lalu adalah Menerima.  Tulisan itu dibuka dengan cerita bahwa Samuel menerima sebuah telepon dari temannya yang mengatakan bahwa  temannya itu memutuskan hubungan dengan pasangannya karena protes akibat tidak tahan akan sikap temannya itu. Secara ringkas Samuel ingin mengetengahkan bahwa seringkali dalam berhubungan, orang beranggapan jika pasangannya menerimanya, maka segala kekurangan adalah sepatut/sewajarnya diterima  oleh pasangannya tersebut.

 Tanpa saya sadari, ternyata hal demikian menghampiri saya juga.  Dalam menjalin sebuah pertemanan, sering saya menggunakan asumsi-asumsi yang saya anggap cukup umum sebagai dasar seharusnya sebuah hubungan itu seperti bal..bla..bla..bla.  Tanpa mengurangi  tingkat kenarsisan, bila hal tersebut didiskusikan dan dinilai oleh reviewer independen,  nilai-nilai yang saya anut bukanlah aneh dan tidak lazim. Namun,  sering saya hanya berorientasi pada prinsip, menafikan faktor-faktor luar yang mungkin berperan pada berhasilnya terjalinnya suatu relasi yang baik.

 Pengalaman dan cara pandang turut mempengaruhi hal ini. Saya teringat beberapa tahun lalu, ketika saya mensharekan sebuah keadaan dimana sebuah keluarga yang saat itu ayahnya meninggal dunia, dimana istri dan kelima anaknya adalah perempuan. dan istrinya tersebut dalam kondisi tidak sedang bekerja. Tanggapan dari teman saya adalah, “makanya nanti kalau nikah dengan perempuan bekerja.” Memaknai kalimat itu pada saat seharusnya saya menelaah lebih menyeluruh dan memeriksa ada apa di benak teman saya sehingga berkata demikian. Bagi saya pada saat itu, kalimat tersebut bukanlah berdasar pada rasa empati. Namun, mungkin dibaliknya ada penjelasan atau suatu hal yang tidak dapat saya mengerti?

 Ah..mungkin saya sendiri yang aneh? 😀

 

Ditulis dari pojok ruangan yang dingin.

Helvry, April 2013

 

 

 

 

Comments are closed.