pengalaman donor darah pertama kali

baru kali ini seumur hidup saya melakukan donor darah di kantor. Hehehe..cukup terlambat ya. Syukurnya tadi pemeriksaan sebelum dilakukan donor, hasilnya cukup layak. Haemoglobin 15,1 dan tekanan darah 120/80. Beberapa rekan sebelum saya tidak diperbolehkan donor karena baru saja sembuh dari sakit, ada yang baru minum antibiotik, dan ada juga karena Hb-nya kerendahan atau ketinggian, dan karena sudah di atas 55 tahun.

Berapa cc yang diambil? sekitar 400cc. Ketika saya melihat darah saya sendiri dalam kantong, kaget juga..sebanyak itukah? waah..kira-kira sebesar bantal leher mobil berwarna merah gelap. Sebenarnya keringat dingin juga ngeliat jarum yang diameternya besar itu menusuk pembuluh vena saya. Cuma sang petugas cukup terbiasa melakukan tugasnya. Dengan menanyakan tanggal lahir dan apa golongan darah saya, ia memastikannya dengan menempelkan stiker pada kantong darah maupun dua buah tabung kecil.

Dapat apa? Loh kok kesannya jual beli. Hehehe..panitia menyiapkan pop mie dan susu ultra (lihat foto), serta ada sebuah jam dinding eksklusif (tidak difoto). Saya kagum aja dengan penemuan Alexander Bogdanov, ekonom yang sekaligus profesor dan dokter. namun sayang justru ia mati karena penemuannya sendiri, ia mati karena mentransfusikan 11 kantong darah pada dirinya sendiri. Diduga karena infeksi darah atau juga karena inkompabilitas jenis darah.

Bagaimanapun teknologi kuno ini masih dipakai, kita berharap banyak nyawa yang dapat diselamatkan. Bukankah salah satu tujuan hidup kita adalah saling menolong sesama. Donor darah saya yang pertama kali ini belumlah seberapa dibanding penggiat aksi kemanusiaan yang lain. Tak perlu saya tahu bagaimana PMI akan mengelola kantung darah tersebut, tapi siapa tahu kelak saya yang membutuhkan kantung tersebut.

 

Comments are closed.