Three Women in my team


Mumpung Bulan Desember belum lagi habis. Masih dalam rangka memeringati Hari Ibu tanggal 22 Desember kemarin, saat ini dalam timku aku bekerja sama dengan tiga orang Ibu. Semuanya masih Ibu muda. Berhubung keseharian pekerjaan kami sering in touch, jadi aku bisa melihat bagaimana mereka mengelola pekerjaan kantor dan rumah.

Macam-macam modelnya, masing-masing punya karakteristik. Yang pertama Mbak T. Ia adalah seorang workaholic. Anaknya dua, aku menggambarkannya seperti seorang yang yang tidak pernah habis batre. Bayangkan saja, setiap hari ia adalah orang yang paling pertama datang, tapi paling terakhir pulang. Alasannya, pagi-pagi datang cepat, karena menghindari three in one, sementara pulang malam karena menghindari macet. Sebelum ia punya anak, tidak akan segan-segan ia membawa pulang kerjaan ke rumah. Ia sendiri pernah bercerita ketika libur Natal pernah ngerjain tugas kantor di rumah ditemani suaminya.

Yang kedua, Mbak V. Ia Ibu dari tiga anak. Jarak rumahnya yang paling jauh dari antara kami tidak membuatnya punya alasan untuk pulang cepat (lebih sering aku yang duluan). Saban hari harus naik kereta api Bogor Express. Masa kerjanya yang sudah cukup lama dari antara kami semua, membuat ia sebagai tempat paling sering bercerita tentang pengalaman dirinya. ia termasuk tipe yang tidak suka membawa kerjaan ke rumah, dengan alasan kalau di rumah adalah waktu buat anak-anaknya. Ia punya kebiasaan membaca Novel dalam perjalanan pulang-pergi dari ke Bogor-Jakarta. ia pernah cerita, kalau matanya kadang suka perih, karena di kantor melihat layar laptop, sementara kalau perjalanan ia membaca Novel. Buku keempat tetralogi Laskar Pelangi, selesai dibaca dalam tempo seminggu. Sekarang ia sedang membaca rahasia meede yang dipinjamnya dariku, kami tukeran novel. Aku sendiri masih baca di bagian mozaik satu. Aku ngeles, mana bisa baca sambil bawa motor? hehehehe..

Yang ketiga adalah Mbak I. Nampaknya, pendidikan pasca sarjananya membuat cara berpikirnya menjadi sistematis. Beda sama aku yang suka loncat-loncat. Merancang kuesioner dan mengolah hasilnya menjadi sesuatu yang sederhana dipahami, itulah yang ia kerjakan. Aku juga melihat ia hampir sama dengan mbak V, tidak suka membawa pekerjaan ke rumah. Disela-sela kesibukannya, ia suka menelpon anaknya. sampai sekarang aku belum tahu berapa sih putra-putrinya, yang jelas masih balita. sama dengan mbak V, ia suka naik kereta, namun arahnya ke Bekasi. aku lupa di stasiun mana ia biasanya turun. Ia adalah satu-satunya orang di tim kami yang menggunakan sistem operasi Linux dan program open office di laptopnya (salute), jadi nggak bakalan kena virus deh. cuma, kalau ia mau ngeprint, baru deh ngerasa susah, soalnya install driver printer buat linux kayaknya ribet banget deh.

Yang jelas, aku memetik pelajaran berharga dari mereka bertiga. Disamping kesibukan pekerjaannya, mereka tidak pernah mengabaikan keluarga. yah..mungkin mereka adalah gambaran ibu-ibu modern, dimana tidak zamannya lagi mencangkul di sawah, atau bercocok tanam, tapi menghadapi laptop dengan satu tujuan, ikut menyejahterakan keluarganya. Bekerjasama dengan suami tercinta demi masa depan keluarga mereka.

Selamat Hari Ibu.

 

Comments are closed.