O Tannenbaum, o Tannenbaum, wie treu sind deine Blätter! Du grünst nicht nur zur Sommerzeit, Nein auch im Winter, wenn es schneit. O Tannenbaum, o Tannenbaum, wie treu sind deine Blätter! | O Christmas tree, o Christmas tree How loyal are your leaves/needles! You’re green not only in the summertime, No, also in winter when it snows. O Christmas tree, o Christmas tree How loyal are your leaves/needles! |
O Tannenbaum, o Tannenbaum! Du kannst mir sehr gefallen! Wie oft hat nicht zur Weihnachtszeit Ein Baum von dir mich hoch erfreut! O Tannenbaum, o Tannenbaum! Du kannst mir sehr gefallen! | O Christmas tree, o Christmas tree You can please me very much! How often has not at Christmastime A tree like you given me such joy! O Christmas tree, o Christmas tree, You can please me very much! |
O Tannenbaum, o Tannenbaum! Dein Kleid will mich was lehren: Die Hoffnung und Beständigkeit Gibt Trost und Kraft zu jeder Zeit. O Tannenbaum, o Tannenbaum! Das soll dein Kleid mich lehren. | O Christmas tree, o Christmas tree Your dress wants to teach me something: Your hope and durability Provide comfort and strength at any time. O Christmas tree, o Christmas tree That’s what your dress should teach me. |
Tannenbaum merupakan lagu tradisional Jerman yang dibuat oleh Leipzig, seorang organis dan komposer Ernst Gebhard Salomon Anschutz pada awal abad 19. Awalnya lagu ini bukanlah ditujukan sebagai lagu natal, namun mengisahkan keteguhan dan kesetiaan pohon Silver fir atau Abies Alba. Pohon ini banyak tumbuh di dataran Eropa seperti di Pegunungan Alpen, Slovenia, Croatia, Bosnia dan Herzegovina, Montenegro, Serbia, hingga ke Yunani.
Perhatikan lirik dalam bahasa Inggris, ada nilai dalam lirik lagu O Tannenbaum ini, yaitu:
- loyal
- joy
- hope
- durability
Sejak kapan tradisi pohon natal masuk ke Indonesia? tidak diketahui, yang jelas tradisi Eropa ini tentu dibawa oleh para misionaris sebagai pengingat tradisi Natal yang biasanya jatuh pada musim salju, dan penggambaran kesetiaan, penghiburan dan kesukaan perayaan kelahiran Kristus yang dihadirkan dalam Pohon Silver fir.
Dalam konteks kekinian, banyak gereja yang menghadirkan pohon dalam rupa yang lain. Di Nusantara tidak ada pohon silver fir, saya pernah mneyaksikan pohon natal yang berupa pohon pisang, pinus dan bahkan ada pohon natal yang berisikan kain perca, botol air minum bekas, tali nilon. Pohon adalah manifestasi pemelihara, pengambaran kesetiaan, keteguhan, dan ketabahan. Itulah dalam nada yang syahdu O Tannenbaum kita senantiasa diingatkan dalam situasi apapun, tetaplah bersetia.