

In motu vita est.
Di dalam gerak, ada kehidupan.
Pagi membuka dirinya perlahan—dengan cahaya lembut, udara yang jernih, dan bisik pepohonan.
Aku melangkah, bukan untuk mengejar jarak, tapi menyapa hidup yang kadang terlewat saat segalanya tergesa-gesa.
Setiap hirupan udara adalah syukur yang tak terucap. Setiap detak napas, pengingat bahwa aku masih di sini—hidup.
Dan dalam langkah-langkah kecil, kutemukan keajaiban: senyum orang asing, desir angin, suara burung, bahkan bayangan tubuhku sendiri yang berjalan dalam sunyi.
Jalan pagi tak lagi rutinitas. Ia telah menjadi ritual—tempat tubuh dan jiwa saling menyapa, dan aku belajar: hidup tak selalu harus besar untuk dirayakan.