
Di peron yang riuh, pagi bergegas,
udara dingin, harap tak lemas.
langkah tergesa, mata sayu,
doa-doa telah melaju.
Pejalan menukar mimpi dengan doa pagi,
ia titipkan harap pada rezeki:
semoga mengalir tanpa henti,
di antara ratusan notifikasi
kereta datang, seperti gelombang,
menyapu resah, melipat langkah.
di tengah himpitan nirjarak,
tetap bertahan, meski sesak.
hidup berjalan,
sehari demi sehari,
stasiun pagi,
saksi setia,
pada mereka yang berjuang tak henti
semoga selamat tiba
pada waktunya.