Tahukah Anda fungsi pintu pada salah satu gerbong di kereta api?
Pintu bukan sekadar akses keluar-masuk. Ia adalah penghubung antarruang, pemisah antara kenyamanan dan tantangan. Di gerbong kereta makan dan pembangkit (KMP), pintu menjadi peredam kebisingan mesin pembangkit listrik yang bekerja tanpa henti, memastikan perjalanan kereta api tetap nyaman.
Saya berdiri di kereta makan, menikmati pemandangan Gunung Salak yang megah di kejauhan. Di sisi lain, dua petugas facility care atau on-trip cleaning tengah berusaha memperbaiki pintu yang macet. Saya mengangkat kamera, membidik momen kontras ini—di luar, ketenangan alam yang menyejukkan; di dalam, kerja keras yang sering luput dari perhatian.

Seperti waktu, pintu ini mengingatkan bahwa segalanya terus bergerak —waktu berlalu tanpa menunggu– Pintu yang rusak harus diperbaiki agar perjalanan tetap nyaman, seperti halnya kita yang harus terus menghadapi dan menyelesaikan tantangan agar tidak tertinggal.
Di tengah paradoks ini—antara perjalanan yang lancar dan tantangan teknis yang harus diatasi—ada keputusan yang harus diambil. Di balik perjalanan yang terlihat lancar, ada tangan-tangan yang bekerja tanpa henti Tentang hal-hal kecil yang tak boleh ditunda, tentang pekerjaan yang sering tersembunyi di balik layar, tapi justru menjaga semuanya tetap berjalan.
Di balik pemandangan yang indah, ada detail kecil yang harus dirawat. Seperti pintu di gerbong ini, yang tampak sepele namun menentukan kenyamanan perjalanan.


Begitu pula dalam hidup—ada hal-hal yang tak boleh ditunda. Keputusan kecil yang harus diambil sebelum menjadi masalah besar. Pekerjaan yang tak selalu terlihat, tapi justru memastikan segalanya tetap berjalan.
Tempus fugit—waktu terus berlalu. Dan pada akhirnya, bukan tentang seberapa jauh kita pergi, tapi bagaimana kita menjalani setiap langkahnya, tentang keputusan-keputusan kecil yang kita pilih, tentang waktu yang tak dapat kembali.