danau cahaya

Jelang bedug MaghribAku berdiam mendengar kau berceritatentang pekerjaan yang telah usaiSelesainya berkarya pada kota yang telah membuatmu terlukaDi danau yang tenang, senja menjelma,Cahaya yang memantul, memikat mata, memikat jiwa,Setiap matahari terbenam membawa pesan,Harapan menyala, meski hanya sebentar.Dalam gambaran cahaya yang memudarKita berharap, bahagia tiba pada waktunya

Danau Kenanga

hari semakin rendah,akan bersembunyi di balik jendela-jendelabagi yang menanti bedug berkumandangWaktu terasa begitu lamanamun sepi tak begitu terasa menyapa Semoga senja yang merangkul datangmemberi janji dalam kedatangannya yang sebentaria akan  kembali dalam kesahajaanbersama yang menanti-nanti dalam diam. Pondok cina, akhir Maret 2023

Jumat abu

Kadang sebuah pertanda tidak mengantar pada kenyataan. Sebuah percakapan sore di ujung hari, kembali mengingatkan menyusuri jalan-jalan sepi dini hari. Ternyata tiap hari pun punya tandanya sendiri. Tak lagi soal apakah akan hujan atau tidak, tetapi apakah hujan telah berhenti? Tak lagi soal apakah tiap mimpi menjadi aksi, tetapi apakah kau terus bermimpi? tak ada … Continue reading Jumat abu

Menunggu jemputan

Hei. Semoga masih dalam kesehatan, yang kadang-kadang perlu pertanyaan, apakah soal jika tak sehat? Kali ini setelah hujan, kita berjumpa dalam perjalanan ke kota ibu. Yah.....kota yang melahirkan banyak persoalan, namun selalu dirindukan, begitu katamu pada sebuah pagi. Pagi ini tampaknya tak sama. Tak begitu riuh, bukan berarti tak kehilangan gundah. Setiap orang sibuk, menata … Continue reading Menunggu jemputan