Greeting from Jakarta

Berkat itu datang tidak selalu diukur dengan uang, apalagi di masa seperti ini. Kita harus pintar-pintar menjaga imunitas, dengan tertawa contohnya. Sepertinya menjadi kurator tak mesti benda-benda seni, bukan? seperti kemarin saya ditawari urunan langganan buku digital, saya ambil saja karena cukup (bahkan lebih dari cukup) untuk mengefisienkan belanja buku (yang umumnya akhirnya menjadi timbunan) … Continue reading Greeting from Jakarta

On duty – a short story

Never idealize others. They will never live up to your expectations.Leo Buscaglia Demi apa ya saya harus pergi di minggu siang berpanas-panas untuk menemui seseorang yang belum saya kenal. Saya sadar bahwa saya sedang dimintai tolong karena saya punya kapasitas untuk bertemu: jarak! Tempat perjumpaannya adalah sebuah kafe atau warung kopi yang cukup terkenal, di … Continue reading On duty – a short story

Adap atasi Kebiasaan Lama

Sedang menapaki kembali kebiasaan lama yang lama tidak dilakukan, yaitu meresensi buku. Di tengah-tengah waktu panggilan dadakan, undangan zoom meeting, webinar atau mendengarkan kursus daring, menyendiri dalam imajinasi bacaan sungguh menghibur. Ditengah maraknya buat konten supaya eksis, saya tetap sambut positif. Berkarya itu tidak mudah, tapi sejatinya itu panggilan hakiki sebagai manusia. Harta yang- kalau … Continue reading Adap atasi Kebiasaan Lama

The road

Saya baru tahu ada hari ayah. Itupun karena perbincangan dengan rekan-rekan yang umumnya adalah ayah muda. Saya tidak menuduh bahwa perayaan itu seperti ikut-ikutan, namun tampaknya warga internet tidak begitu peduli dengan asal muasal suatu perayaan, karena lebih penting memajang foto (baik foto diri maupun foto duduk) dengan diberi judul yang hampir sama: Semoga.... Saya … Continue reading The road

New deal

Sekali-sekali sarapan berkualitas tinggi, biar kuat imunitas pikirannya. Tidak mudah lemah. Tan Malaka, nama yang nyaris terlupa. Memeringati hari lahirnya ke 123 tahun. Perihal new normal sudah dikemukakan Tan Malaka dalam tulisannya ini, dalam bahasanya: new deal, meski dalam konteks politik-ekonomi tahun 1946, nuansanya tetap sama dengan tahun 2020. Ia tidak menyukai glorifikasi negeri Eropa … Continue reading New deal

Merawat nalar

Baru sadar, resensi buku Ong Hok Ham yang saya buat dimuat di web penerbit Komunitas Bambu. https://komunitasbambu.id/revolusi-sukarno-dan-g30s-1965-di-mata-onghokham/ Ong Hok Ham adalah dosen jurusan Sejarah UI, skripsinya mengambil topik pergerakan Madiun 1948. Ia lulusan UI dan Harvard University, dikenal suka menulis kolom di Kompas atau Majalah Tempo. Honor menulisnya suka dipakai untuk menraktir atau membantu kawannya. … Continue reading Merawat nalar

Zhou Enlai: Magnet KAA 1955

Masih di Bulan April, selain Hari Kartini ada perhelatan akbar yang jarang digaungkan secara nasional: Konferensi Asia Afrika Bandung 1955. Salah satu pemimpin delegasi yang mendapat pusat perhatian dunia adalah Zhou Enlai, Perdana Menteri Cina. Kedatangannya ke Bandung disatu sisi kurang begitu disukai oleh pemimpin negara lain, namun bagi komunitas Tionghoa di Bandung, bak kedatangan … Continue reading Zhou Enlai: Magnet KAA 1955

Buku elektronik (gratis) dari Marjin Kiri

Seorang penggiat literasi, Mas Ronny Agustinus memberikan buku elektronik terbitan Marjin Kiri berisikan riset yang menunjukkan bahwa kemunculan virus dan wabah baru bersumber dari kapitalis dan ketidakpedulian terhadap kelestarian lingkungan. Buku ini dibagikan secara gratis dalam rangka memenuhi ruang baca bagi orang yang bekerja dari rumah karena Covid-19 ini. Berikut bukunya. 1. MENGUKUR KESEJAHTERAAN (2011) … Continue reading Buku elektronik (gratis) dari Marjin Kiri