
kuletakkan tubuh penatku
-setelah perjalanan panjang-
pada bangku di sudut gelap jalan riau
sekelebat peti beroda empat lewat perlahan
seorang laki-laki seorang perempuan dan
seorang gadis kecil
ia tidak mengenal pulang
seperti yang disematkan orang-orang
pada imajinasinya
dari persinggahan ke persinggahan berikutnya
mengikut arus waktu
di atas roda hidup
bertarung tiada akhir
pertarungan menang
atau takluk
sebetulnya apa yang dirancang semesta?
malam masih panjang.
aku pulang
kepalaku sakit.