Kepada Imam Masykur.

Hari-hari ini, apakah kekerasan telah menjadi budaya yang berkelanjutan di negeri kita? Hari-hari belum lagi lepas dari pembangunan yang tak merata. Pekerjaan yang tak selalu tersedia sehingga banyak orang dari Sumatera datang ke Jawa, termasuk saya. Perilaku tak patut dicontohkan aparat negara kepada warganya. Tangan yang berlumuran kekerasan dan darah menganiaya sesama warga negara. Duka saya kepada Imam Masykur, yang diculik di Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Sungguh keji apa yang dilakukan pelaku kepada Imam.

Sebagai warga negara dan komunitas perantau asal Aceh. Saya menyatakan sikap menentang tindakan kekerasan terhadap sesama warga negara. Saya mengecam bentuk penyiksaan yang Anda lakukan wahai yang menyebut dirinya prajurit yang dibayar dengan pajak rakyat. Anda menginjak-injak kemanusiaan! Berapa insan telah kau buat trauma? Bagaimana ia memaafkan negeri ini?

Mengapa Anda diam saja wahai pegiat pembela HAM dan menamakan dirinya antikekerasan? Kemana hukum yang kau elu-elukan sebagai panglima? Apakah benih kekerasan semakin merajalela? Tidakkah kau dengar jeritan ibu yang kehilangan putranya? Dapatkah kau rasakan goresan luka di tubuhnya?

Kepada Imam Masykur. Terimalah hormatku, sebagai sesama pejalan. Sampai berjumpa.

Tabik.

Helv.