Mysterium

Jika pada spiritualitas terdapat ketakjuban dan rasa terpesona (terhadap kehidupan), bagaimana kita sebagai manusia memahami asal muasal (alfa-omega) suatu kehidupan?

Pertanyaan itu mengemuka setelah membaca tulisan Haedar Bagir dalam marginalia (pengganti catatan pinggir) di majalah tempo edisi 4 Juni lalu.

Saya berkesimpulan, bahwa suatu kehidupan adalah keajaiban itu sendiri. Rasanya ketidakmampuan kita untuk memahami asal muasal dan akhir dari kehidupan adalah bentuk ketakjuban.

Memang akan selalu ada yang tak kita mengerti, namun tetap tak membutuhkan jawaban. Karena jawaban sejati sesungguhnya terus menerus digali.

Demikian juga sore ini, setelah hujan turun.