Sejuta!

Tembus sejuta!

Lalu bagaimana kita memaknai angka-angka itu?

Berita duka berseliweran di ruang percakapan saya. Ayah, ibu, rekan kerja diberi kabar duka. Bahkan, teman seangkatan yang tidak saya kenal di SMA turut menjadi angka di atas. Berita dari tempat kerja juga semakin menyerukan sinyal bahaya.

Angka ini semakin mengkuatirkan, sebenarnya.

Saya mau mengajak optimis. Saya dan Anda semua ada dalam situasi yang sulit. Takut itu pasti. Tapi takut tidak menyelesaikan persoalan. Kita butuh pengetahuan lebih.

Mari kita hargai segala daya upaya yang dilakukan oleh orang-orang yang mau merawat, yang masih berjibaku membuat vaksin, yang di tengah dilema bagaimana terus memutar otak agar kehidupan ekonomi, usaha terus berjalan dengan mau bekerja sama: patuh masker, menjaga jarak, mencuci tangan.

Kekebalan akan peringatan mungkin sudah tumbuh, kita mulai kebal dengan seruan atau berita meningkatnya jumlah kasus positif Covid19, tetapi tubuh (masih) lemah.

Melihat situasi itu, kuncinya patuh. Mohon pengertiannya, tidak ada demokrasi di sini. Anda ragu dengan vaksin, silakan banyak baca, riset, cari tahu. Selebihnya kita diminta taat, seraya tetap menaruh harap kita dan dunia menjadi lebih baik dan bijaksana. Sebagai komunitas dunia, sepatutnya kita merenungkan kembali, apa kontribusi kita dalam merawat dunia ini.