Gambir pada suatu pagi.

Pagi yang sepi,
Masih segar aroma bunga dan aspal basah
kereta komuter yang masih sunyi,
Lapangan Monas tanpa embun
di rerumputan kering,
Stasiun Gambir, menerima derap kaki penumpang yang datang dan pergi,

Hari ini membawa tanya,
takdir apa yang kita terima? Akan kemana?
Tiap langkah adalah tiap harapan.
kita hanya bergerak
ke stasiun demi stasiun persinggahan
tugas kita hanya menikmati perjalanan
Mungkin itulah candu kehidupan

Stasiun demi stasiun akan kita tempuh dengan hati gembira,
Doa dalam hati:
semoga selamat di setiap penjuru dunia.
rencana baru berlompatan keluar dari semesta kata-kata
menulis dirinya dalam bait bait harapan
mungkin itulah rindu itu candu.

biarlah perjalanan batin kita
menjadi yang utama,
dalam keheningan,
biarkan hati bersuara

menyadarkan kita
bahwa

hidup itu sementara.