incognito

Maka pada suatu waktu, ia menyusun rencana untuk memasuki panggung mimpi-mimpi. Ia memeriksa naskah yang telah disiapkan, ia perbaiki dan tambahkan seperlunya.

Kali itu lembar naskahnya kosong. Ia tak menemukan cerita sebelumnya, ia tak punya waktu cukup. Ia tambahkan cerita tentang pantai yang belum sempat didatangi, tentang kota yang punya kedai kopi, tentang pepohonan dan air terjun yang tersembunyi.

Ia menunggu sampai seluruh cerita dipentaskan pada mimpi insan. Matahari dan subuh bersiap datang. Ia tampaknya lupa, menambahkan cerita lucu pada mimpi insan yang malamnya rentan kesepian.

Ia pulang, seraya menimbang perkara itu dalam rencana selanjutnya.