Jurnal Fotopuisi #8 Percakapan di Ruang Senja

Lokasi: Tol Pasir Koja, Bandung

Percakapan di Ruang Senja

Barangkali ini adalah catatan
yang menggenapi hari
dengan tapak perjalanan
dalam waktu yang fana

takkan ada pesta perayaan kali ini
karena beribu hari aku gagal
mengeja peristiwa
kemarin aku memahaminya
melalui senja yang tenggelam dibatas kota

untuk apa ada pesta perayaan kali ini?
jika sepanjang hari kita bernyanyi-menangis
bergembira-bersedih bersama angin
kita saksikan daun daun
berguguran dari ranting pohon
satu persatu
takkan menakutkan lagi kesedihan
takkan digdaya lagi waktu
membuat kita menangis
dalam tembok ratapan
yang penuh sesal

kelahiran demi kelahiran
harapan harapan
lalu kita menjadi mengerti
bahwa hidup adalah soal menunda
waktu
mengulur waktu
Kita sesekali disergap cemas dan ragu
tentang hari esok

Kita memilih berjalan
meniti senja dibatas kota
tak ada lagi rahasia
tak ada lagi teka teki

Lalu, aku mengajukan pertanyaan masgul kepadamu;
“mampukah kau mengubah air mata luka menjadi intan?”
Kau berkata;
“Manusia memiliki kedaulatan, kemauan dan doa”
Kau pun berkata
kematian demi kematian
takkan sanggup
merenggut mimpi dan harapan;
“Kita akan menggenapi waktu, hingga senja yang terakhir”

Dian Cahaya

Foto: Helvry