Kakek-kakek pikun

Kemarin, ada dua kejadian yang serupa tapi tidak sama menimpaku. Penyebabnya adalah aku sendiri. Entah mengapa, apakah karena sedang melamun ataukah karena apa.

Kejadian Pertama
Sepulang kantor, berhubung aku dan Bang Ronald mau membeli counterpain untuk tangannya yang keseleo, kami langsung ke supermarket dekat rumah. Sesuai dengan prosedur standar, setelah memarkir motor, aku mengunci helm lalu masuk ke dalam supermarket. Tidak hanya counterpain yang dibeli, ada juga bermacam snack. Setelah urusan bayar membayar selesai, kami ke tempat parkir. Kurogoh semua kantong, kantong celana, jaket, baju, tas, tidak kutemukan kunci motor! Gawat. Itu adalah satu-satunya kunci. Aku bener-bener lupa dimana kuletakkan/kusimpan kuncinya.

Aku coba mengingat-ingat, namun tidak bisa. Akhirnya aku melakukan penelusuran tempat-tempat di dalam supermarket. pertama ke counter yang jual counterpain.
“Mbak ada ketinggalan kunci nggak disini?”
“Kunci motor ya?”
“ya mbak”
“O ada tadi, mas Wawan tadi kunci itu taruh mana?? taruh di penitipan ya??”
“Mas, coba ambil di penitipan”
“Trimakasih ya Mbak.”

“Kunci motor Honda ya mas??”
“Iya pak, makasih ya pak”

Fyuuuh………..lega sekali. Insiden itu memakan waktu kurang lebih 15 menit.

Kejadian Kedua

Setelah mengoleskan counterpain ke tangan kanan Bang Ronald, aku pamit mau kuliah. kalau bukan karena malam itu ada kuis dan Pak Dosen mengabsen dua kali, aku juga males banget kuliah. Tanpa cuci muka dan masih pakaian kantor aku meluncur lagi ke TKK (Tempat Kejadian Kuliah)

Terlambat!!
Teman-teman sedang mengerjakan soal-soal kuis, kuambil kertas soalnya dan mulai mengerjakannya. Aku tidak ada persiapan sama sekali. Seharian di kantor banyak urusan. Aku hanya sempat ngeprint slide-nya Kieso untuk dibaca (walau tidak paham sama sekali).
Selesai!! (aku sangat PD untuk hal-hal seperti itu). Kuliah kembali berjalan, dan aku sangat berusaha untuk konsentrasi supaya aku dapat pulang dengan tidak dengan kepala yang kosong. Beberapa SMS datang dari adikku di Medan dan Nanguda di Manado, dan aku balas SMS mereka.
“Ok semua, perkuliahan kita selesai”

Buru-buru aku kunci tas dan segera keluar kelas. Gitu ada lift, aku langsung masuk tanpa lihat-lihat lagi kemana arahnya, apakah naik atau turun.

Sepulang membeli ponstan di Apotik, aku berpapasan dengan Boy (yang sedang mengendarai motor juga). Dia mengejarku dan berkata,
“Bang, handphone-mu ketinggalan dan udah dibawa sama rio, tau kan kosannya?”
“Ya ampun, kok bisa sih??”
“Tadi si Rio nemu di atas meja”
“OK deh, thanks berat ya”

Putar arah lagi menuju kosan si Rio. Kebetulan sebelum nyampe ke kosannya, aku sudah menemukannya sedang berjalan.
“Rio! Thanks yah.”

Sesampai di rumah diomelin lagi,
“GImana sih bisa ketinggalan? tadi juga kunci motor ketinggalan!”

~~silent mode:on~~

–end of story–

Comments are closed.