Rayakan dengan Gembira.

Besok. Eh hari ini. Postingan ini ditulis di hari Selasa dan selesai di hari Rabu. Indonesia akan memilih Presiden dan seluruh legislatif di pusat, provinsi serta kabupaten/kota. Apa pemaknaannya?

Disamping pemilu, ada perayaan valentine, ada ibadah Rabu Abu. Ada tiga pekerjaan besar yang bisa jadi tak semuanya ditunaikan. Tetapi, ada yang periodenya memang hanya sekali dalam lima tahun. Dan selalu menjadi topik hangat mengenai siapa pilihan Anda.

Perlihal memilih. Ya, hidup ini memang pilihan. Kalau nggak memilih, ya dipilih. Kalau dipilih senang, kalau nggak dipilih kecewa. Persoalannya adalah bagaimana landasan kita memilih, dengan cara apa kita memilih. Supaya pemilihan itu berkesan. Memilih dengan impulsif,  yakinlah itu akan cepat lupa. Kalau lupa, berarti nggak berkesan. Kalau tidak berkesan, berarti gampang dilupakan. Sering juga kita sebagai  yang dipilih atau tidak dipilih. Anehnya, kebanyakan dari kita senang kalau dipilih. Ya keren aja, gitu. Namun, ketika kita tanya, kenapa memilih saya? Ya memang pengen aja. Sesimpel itu jawabannya, apakah Anda terkesan? Kemungkinan besar tidak. Kita akan lekas melupakan jawaban yang dangkal. Tapi ini “kejam”nya Pemilu. Anda akan dihargai satu surat saja untuk direkapitulasi. Bersama ratusan juta penduduk Indonesia. Seru kan? Ya seru. Lah acara lima tahunan ini. Olimpiade aja empat tahunan.

Selepas pemilihan, kita akan hidup normal lagi. Tetap bergumul dengan kehidupan. Pencapaian. Karir, Olahraga, Hobi. Cinta. Pengorbanan. Welas Asih. Mengampuni, Pemulihan. Dan sebagainya. Tiga pemaknaan perayaan besar itu harusnya melebur dalam hidup kita. Selamat memilih. Rayakan dengan gembira.