Rasanya

Hei. Rasanya sudah lama kita tak bersua. Sekelebat aku melihatmu di stasiun, tadi. rasanya waktu tak mampu melumpuhkan ingatan Meski samar, aku masih bisa mendengar langkah kakimu yang terburu bergegas pergi. Rasanya tempat ini tidak betah membuatmu berlama-lama. Rasamu, kurasa Stasiun memang bukan rasa untuk pulang.

Jumat abu

Kadang sebuah pertanda tidak mengantar pada kenyataan. Sebuah percakapan sore di ujung hari, kembali mengingatkan menyusuri jalan-jalan sepi dini hari. Ternyata tiap hari pun punya tandanya sendiri. Tak lagi soal apakah akan hujan atau tidak, tetapi apakah hujan telah berhenti? Tak lagi soal apakah tiap mimpi menjadi aksi, tetapi apakah kau terus bermimpi? tak ada … Continue reading Jumat abu

Duka

Bukan Duka-Mu abadi. Duka kita hari ini adalah daftar utang yang bertambah dan makan malam yang entah. Masing-masing insan bangun pagi dengan dukanya sendiri, menghapus air matanya sendiri dan akhirnya (mungkin) menerima (dengan pahit): bahwa kadang kala ada sesuatu yang tidak dapat diubah. Pagi ini dengan tergesa, Duka tetap menawarkan kehidupan. Entah diambil atau tidak, … Continue reading Duka

Hello september

Barusan kuhitung lagi. Ternyata telah menginjak bulan kesekian ratus. Kurasa tak perlu ada peringatan apa-apa karena memang apa juga yang baru di bawah kolong langit ini. Siapapun menunggu keajaiban-keajaiban dalam hidupnya. Terkadang bahkan memberi ucapan selamat pada diri sendiri mana kala arti selamat terkadang hanya pada yang beruntung. Dimanapun itu. Setasiun menjadi tempat perjumpaan dan … Continue reading Hello september