Perihal Menunggu

Hari ini, aku menemani diri dalam perjalanan menunggu kereta datang, membawa pulang impian menuju kota idaman. Seperti kereta yang tak terburu-buru, aku pun berjalan mengarungi waktu yang beriringan dengan semangat dan harapan.



Di peron ini, kenangan lama terukir, berjumpa kekasih dan mengenang kembali kisah-kisah yang pernah dilalui bersama. Mungkin ada tawa, mungkin ada sedih, namun semua itu membentuk potret hidup yang mungkin tak bercerita lengkap.

Saat kereta tiba, aku akan berangkat menuju petualangan baru. Di dalamnya, waktu menjadi sahabat terbaikku. Aku akan menghabiskan waktu untuk merencanakan perjalanan, merangkai mimpi-mimpi, dan menyusun rencana agar tak ada lagi yang terlewatkan.

Aku mohon pada waktu, berputarlah cepat malam ini, agar aku bisa segera berada di pelukan kota idaman. Di sana, harapan-harapan besar menanti, dan langkah-langkah kecil akan menjadi langkah awal menuju mimpi-mimpi besar.

Namun, kuharap waktu berputarlah lambat esok hari. Biarkan aku menikmati setiap momen, merasakan setiap detik, dan menghargai setiap langkah yang kujalani. Karena perjalanan ini tak hanya tentang tujuan, tetapi juga tentang bagaimana aku tumbuh di setiap perhentian.

Malam ini, sambil menunggu, aku bersyukur pada perjalanan hidup yang telah kualami. Setiap perjumpaan dan perpisahan, setiap tawa dan tangis, semuanya membentuk peta jalan menuju kota idaman.

Ayo, kita berangkat! Jangan takut menunggu, karena kadang-kadang menunggu adalah bagian dari kebahagiaan.