Perjalanan Menakjubkan dan Refleksi tentang Teknologi

Hai Nak,

Semoga surat ini dapat menemukanmu dalam keadaan yang baik. Aku ingin berbagi sebuah pengalaman yang baru saja aku alami di The Langham Hotel. Sungguh, aku merasa sangat bersyukur mendapatkan kesempatan untuk hadir dalam sebuah acara yang berlangsung di sana.

Terlebih dahulu, izinkan aku mengucapkan terima kasih pada pamanmu yang memberikan informasi tentang acara tersebut. Tanpa bantuannya, mungkin aku tidak akan mengetahuinya.

Dengan rasa ingin tahu yang tinggi, aku mendaftar pada acara tersebut meskipun dalam bahasa Inggris yang pas-pasan. Aku ingin mengingatkanmu bahwa kita harus berani mencoba. Jangan biarkan penyesalan terbesar datang karena kita tidak berani mengambil langkah maju.

Seperti penduduk kota besar di dunia, aku pergi ke sana menggunakan angkutan umum, yaitu Transjakarta. Aku naik dari Cikoko dan turun di Halte Sudirman – GBK. Di dalam bus, aku melihat kemacetan luar biasa karena mobil dan motor pribadi. Aku tak bisa membayangkan bagaimana dulu, aku harus naik motor ke mana-mana. Saat ini, aku merasa begitu bersyukur karena transportasi umum sudah lebih baik dan nyaman.

Aku dihubungi oleh panitia acara yang merupakan orang India yang ramah dan responnya sangat baik. Namanya adalah Rayesha. Bahkan, dia menghubungiku sebulan sebelum acara tersebut.
Sampai di The Langham, aku merasakan perbedaan besar antara suasana desa dan kota, seperti saat aku pindah dari Takengon ke Medan, atau bahkan dari Medan ke Ibukota Jakarta. Petugas resepsionis yang cantik dan rapi menyapa setiap tamu dan menanyakan keperluan mereka. Kebanyakan tamu di sana adalah ekspatriat, pebisnis, atau peserta pertemuan yang diadakan di hotel tersebut. Setiap tas bawaan pengunjung diperiksa melalui mesin pemindai untuk mendeteksi benda berbahaya.

Ruang pertemuan tempat acara berlangsung sangat sejuk dan nyaman. Ada panggung dengan layar lebar, makanan enak, dan kopi yang disajikan dengan mesin. Aku langsung memesan hot americano dan mengambil kudapan cake dari oats yang rasanya sangat enak. Itu adalah kali pertama aku mencobanya.

Selama acara, orang-orang membicarakan tentang teknologi terkini, yaitu kecerdasan buatan (AI). Di ruang pertemuan juga terdapat booth dari penyedia jasa teknologi AI baik dari Indonesia maupun Singapura. Aku memutuskan untuk menjadi anggota komunitas penggerak AI di Indonesia yang disebut KORIKA.

Aku baru mengetahui bahwa Indonesia sudah memiliki peta jalan untuk penggunaan AI dari tahun 2025 hingga 2045. Penggunaan AI tidak hanya sebatas generative AI seperti ChatGPT, tetapi juga mencakup kode sumber terbuka dan low code. Aku sendiri masih belajar mengenai Power Automate agar pekerjaanku menjadi lebih mudah, Nak.

Selama acara, aku juga mengetahui bahwa Google masih menjadi mesin pencari terbaik di internet dan menjadi jantung bisnis. Pendapatan Google pada tahun 2022 mencapai 282 miliar dolar! Luar biasa, bukan?

Aku juga belajar bahwa Blibli.com menggunakan AI dalam layanan pelanggan mereka untuk merangkum pesan dari pelanggan dan mengeskalasikannya ke supervisor jika ada masalah. Sedangkan Tiket.com menggunakan AI berbasis gambar untuk memberikan rating pada eksterior dan interior hotel yang menjadi penyedia jasa perhotelan di platform mereka. Aku sangat kagum dengan kemajuan ini, mengingat masih banyak tantangan manual yang harus dihadapi, seperti rekonsiliasi invoice atau pengecekan pendapatan harian. Namun, jangan khawatir, itu bukan bebanmu, Nak. Aku hanya ingin berbagi ilmu yang kudapatkan di acara tersebut.

Tidak hanya dalam industri perhotelan, AI juga telah digunakan di bank untuk menentukan skor kredit atau mendeteksi anomali data secara otomatis. Aku sangat terkesan, karena sudah lama sekali aku membayangkan hal tersebut, dan kini itu telah menjadi kenyataan.

Namun, apakah AI akan menggantikan peran manusia dalam pekerjaannya? Menurutku, itu tergantung pada manusianya sendiri. Apakah mereka mampu beradaptasi? Baru-baru ini, sekitar 13.000 penulis skrip film di Hollywood mengeluhkan bahwa pekerjaan mereka terancam oleh AI, dan upah yang mereka terima mungkin akan berkurang atau bahkan hilang. Mungkin nanti film-film yang kau tonton akan menggunakan skrip hasil AI. Namun, di balik itu semua, kita harus kembali kepada etika. Manusia yang memasukkan informasi ke dalam mesin AI harus peduli terhadap hak cipta atau keaslian ide para penulis. AI bekerja seperti mesin blender yang mencampur bumbu dapur tanpa memedulikan asalnya, apakah bumbu itu kita beli sendiri atau dicuri.

Pada akhir presentasi, seorang narasumber menyampaikan kalimat yang menarik, “AI tidak akan menggantikan pekerjaan, melainkan orang yang menggunakan AI akan menggantikan orang yang tidak menggunakan AI.”

Nak, setelah mengikuti acara ini, aku semakin sadar bahwa kita tidak bisa hidup tanpa teknologi. Teknologi adalah cara untuk membuat hidup lebih mudah dan bermakna. Namun, aku ingin mengingatkanmu agar selalu melatih rasa dan kepekaanmu. Gunakan teknologi dengan bijaksana. Tetaplah memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, tapi jangan lupa melihat sekelilingmu. Bertanyalah selalu dalam hatimu dan timbanglah apakah kehadiran teknologi telah memberikan manfaat bagi hidupmu dan orang lain. Adakah ketidakadilan yang terjadi akibat kemajuan teknologi?

Aku juga menyisipkan gambar bunga yang aku temukan selama perjalanan tersebut. Semoga gambar itu menjadi pengingatmu akan perjalanan hidupku dan juga sebagai inspirasi bagimu dan membangkitkan rasa syukur dan keindahan di hatimu.

Selamat bergembira, Nak. Teruslah menjadi pribadi yang baik dan bijaksana.

Dengan cinta,

Ayahmu