[cashback]

Salah satu bisnis yang belum terdisrupsi teknologi adalah jasa perbaikan sol sepatu. Rasanya belum ada layanan online untuk panggil tukang sol sepatu, lalu deal harga dan siap operasi.

Maka sepatu yang sudah saya siapkan dari rumah (yang nyaris ketinggalan di kereta), saya bawa ke tukang sol sepatu di trotoar jalan karang anyar. Saya melihat sepertinya bapak itu sedang berdarmawisata. Lihat saja, jarang tukang sol sepatu pakai tikar, pakai topi merah dan baju bunga-bunga. Saya memerhatikan di sebelahnya seorang perempuan sedang memainkan HP. Mungkin saja mereka sedang menghabiskan waktu, daripada bosen di rumah mungkin.

Saya tak sempat bercakap-cakap, karena panggilan di grup wa sudah bertalu-talu untuk hadir di ruang rapat. Saya kehilangan momen untuk menggali lebih dalam. Saya berpikir, bagaimana kalau hari itu tidak ada sepatu yang rusak untuk diperbaiki, kegiatannya ngapain? Apa mereka betah ngobrol-ngobrol aja sepanjang hari? Atau kalau mau rebahan, mereka kemana? Apa sanggup duduk terus tanpa sandaran?

Yah paling tidak, melalui pengamatan empiris itu saya tidak kelihatan bodoh dibanding para peserta seminar keadilan sosial kesetaraan ekonomi dari ruang-ruang zoom maupun kafe -kafe yang menamakan dirinya tempat perubahan. Mereka yang mempersoalkan ketidaksetaraan dan kemiskinan lewat angka-angka statistik dan kutipan teori yang terlihat rumit, terkadang butuh eksistensi pada liputan medsos. Semacam candu.

Pertanyaan itu mengusik pikiran saya, sampai saya sendiri lupa bahwa tujuan saya mengantar sepatu tadi untuk apa. Saya mau bawa naik gunung. Tapi batal oleh satu dan lain hal. Dan akhirnya saya terkejut, ongkosnya yang cukup mahal. Tiada pakai e-walet, qris, ovo, gopay, go pro, go dog, go away. Akhirnya saya kembali menenteng pulang sepatu saya dengan menukar uang saya tanpa cashback.

Sawah besar 200123