GBK #5

suatu sore
pada tanah yang basah, pejalan sedang menembus hujan
dijejakkannya langkah yang diiringi nada hujan
langkah-langkah yang beradu bak rintik yang jatuh berpadu
malam itu sepi, namun tak sendiri,
berbicara pada dirinya lirih

maka malam itu hujan dan membasahi kakinya
ujung kepala hingga kaki
ia menyadari hujan dan air mata
memiliki persamaan
hujan membersihkan bumi dari kotoran,
dan air mata membersihkan hati dari beban.

maka haus yang sehari terhapus butiran air dari langit kota
hujan menjadi penyegar dahaga
juga menyegarkan jiwa yang menangis dan terluka

ia pulang
dengan pemahaman baru
mengalir dalam haru.