

Apa yang paling berkesan dalam hidup? Sering kali, dalam kesibukan sehari-hari, kita lupa meluangkan waktu untuk berhenti sejenak, menepi dalam keheningan, dan bercermin pada perjalanan hidup. Apakah kita telah memberi warna bagi sesama? Sudahkah kita menjadi pengaruh yang baik? Atau justru ada luka yang perlu kita rawat dengan bijak?
Minggu kemarin, di penghujung hari yang melelahkan, saya turun dari gerbong KRL di Stasiun Cawang dan berjalan menuju Stasiun LRT Cikoko. Di atas jembatan penyeberangan, pandangan saya tertuju ke barat. Senja yang indah mulai menyapa, semburat jingga menyelimuti langit, memantul di jendela-jendela gedung dan rel yang membentang jauh.
Saya tidak sendirian. Beberapa penumpang lain juga berhenti sejenak, mengabadikan momen senja yang perlahan turun. Ada sesuatu yang hening dalam keramaian itu, seolah waktu memberi ruang bagi kita untuk menikmati keindahan yang sering terlewat.
Dari kejauhan, sebuah kereta datang dari barat, membawa penumpang yang hendak pulang. Seperti perjalanan hidup, kereta itu berangkat, berhenti, dan terus melaju, mengantarkan orang-orang ke tujuan mereka masing-masing. Saya berpikir, bukankah hidup pun demikian? Kita bertemu, berpisah, melangkah maju dengan harapan, dan terkadang harus singgah sejenak untuk merenungi perjalanan yang telah kita tempuh.
Senja itu mengajarkan saya bahwa setiap perjalanan, seberapa pun melelahkan, selalu menyisakan keindahan jika kita mau melihatnya. Bahwa pulang bukan hanya soal tempat, tetapi juga tentang menemukan kembali diri sendiri.
Dan di jembatan itu, dalam pantulan cahaya senja, saya tahu, esok adalah perjalanan baru yang menanti.
Bagaimana dengan kamu?